Ia yang lapar, kenyang, dilupakan, tidak sedih dan pernah dilahirkan
Dengan duduk menghadap jendela yang besar dengan sinar matahari kuning yang masuk melalui kaca, Ia sadar ini sudah siang. Dengan setumpuk pekerjaan rumah, pekerjaan budaya, buku yang perlu dibaca dan pekerjaan universitas yang menanti untuk dikerjakan, Ia malah memilih memikirkan sang pujaan hatinya dan menu makan siang yang nikmat. Ia