Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara
Hari Ini Kita Hanyalah Tahanan
Hari ini kita hanyalah tahanan; terjerat pasal-pasal kelengahan
kurang paham akan ketidaktahuan
mempertanyakan aturan di luar kebiasaan
Kepentingan pribadi dikedepankan
lebih jumawa merasa tak terjadi apa-apa
kematian demi kematian hanyalah angka-angka
yang kemudian kembali diam
Hari ini kita hanyalah tahanan
serangan yang sebagian dianggap candaan
memang nyatanya kelihatan
seluruh kepanikan yang kau elak, menolak mayat yang siap dikuburkan
Ketakutan kian tertular
ketakutan pula kau digugurkan
memaksa sepakat dengan jalannya
pada logika yang tak searah
Hari ini kita hanyalah tahanan
angka-angka seperti jalan menanjak
menikung, jurang kebingungan
Tiap hari dibeberkan
Anjlok; diberitakan
kami pun turun ke jalan
turut berduka yang kesekian
Yang tersisa tinggallah tumpukan kekesalan
merembet tak terpenuhi
kebutuhan tertahan,
phk bukan pilihan,
solusi tak ditawarkan
Hari ini kita hanyalah tahanan
tak tahu sampai kapan bisa bertahan
Kehidupan atau mati; ketidakpastian tak mau berhenti
2025
Kronologi Identitas
ketika bangun dari sisa-sisa mimpi
masih terasa ayal
kumaknai hidup ini
apa yang mengganjal?
oh, lupa kutulis puisi
di mesin tik jadulku
kata kerja, kerja rasa ini
sudah ku lakur
semenjak metafora
memaripurnakan
dirinya sendiri
2025
Fase
masa lalu—yang trauma
masa kini—yang resah
masa depan—yang khawatir
luka
mara
duka
langkah
rengkah
kalah
lahir
getir
bundir
dan aku berdiri
mencoba tak runtuh
dari gempa dan ledakan
pikiran (sendiri)
2025
Ladas
tiap malem rasanya kayak punya jadwal tetap aja. bukan ngaji, bukan ngegym, tapi ya itu—ritual tangan kanan (atau kiri kalau lagi iseng), dan sumpah, segabut-gabutnya hidup kok malah itu yang jadi solusi; gue ketawa sendiri, kayak ada operator di otak bilang "yuk, isi waktu kosong biar nggak gila," terus gue manut aja, toh abis kelar rasanya ladas banget, puas kayak abis nyedot es teh jumbo pas lagi panas-panasnya, atau kayak nemu duit 50 ribu di saku celana bekas dipake kemarin; orang lain mungkin mikir aneh, jijik, atau dosa, tapi buat gue ini hiburan termurah, terjujur, dan tersantai, nggak ada iklanskip ad, nggak adabuffering, cuma layar hp, imajinasi setengah ngawur, dan badan yang akhirnya nyerah sama rasa enak; setelah itu sih ya balik lagi ke realita: hidup tetep absurd, dompet tetep kempes, tapi setidaknya gue bisa senyum kecil sambil bilang, "ah nikmatnyo!"
2025
Citra
Identitas bangkai, bingkai formalitas. Ditaburnya heroin ke raut mayat. Duduk enggan bernapas, berdiri tak pernah tua.
Pengabaian repetitif dari sejarah infrastruktur
telah dibangun. Dibentuk sedemikian manusia—menghasilkan keserakahan, keangkuhan, dan kerobohan puing-puing pikiran.
2025
Berahi Penguasa
Negara membuang identitasku di kloset sekolah
Namun, apakah buku-buku pelajaran terbuat dari berahi kekuasaan?
rupanya benih-benih cinta telah tumbuh dari seorang remaja yang telat mengetahui cara bersengkongkolan dengan orang dalam. Tetapi mengapa kenikmatannya kian semu? ia pun tidak mengerti, demikian pula aku.
2025
Granulasi
Nian pedih kawula kini oleh sebab pagi telah kembali, dan jenguklah sekali-kali sanubari dangkal yang merangkap manusiawi, lantaran mereka sudah tak tahu makna-makna lokusi.
"Tapi aku takut pergi sendirian, aku takut di bilang asing, aku takut di pencil oleh mereka-mereka yang memberikan nama si klandestin atau burung elang atau apapun sebutan-sebutan lainnya."
Tidak kah kau percaya bahwasanya hidup adalah satu-satunya ketunggalan yang jamak? itulah kiranya perihal kesendirian di dalam sekap-sekap dunia. Sebab, dunia tidak akan jauh beda dengan penghabisan di singgasana.
"Tapi aku ingin menutup luka, aku ingin kembali normal, hidup berdamping dan bersukaria, apa boleh buat?"
Tidak kau pahami arti kesenangan duniawi? karena hakikat semesta, akan kembali ke telapak-Nya. Genggaman kita akan selalu kalah dengan genggaman-genggaman lain. Entah di garis telapakmu atau garis-garis wajahmu. Lalu ingatkan saja kepada luka-luka yang pedih. Kau akan tahu, mana yang sebenar-benarnya kehidupan, dan mana yang setidak-tidaknya kekekalan.
2025
Comments ()